Monday, 8 April 2013

Lawang Sewu


4.1 Lawang Sewug
4.1.1. Sejarah Lawang Sewu
Gedung lawang sewu yang treleta di Semarang, dahulu merupakan kantor pusat perusahaan kereta api pertama Hindia – Belanda Netherlandsch indische spoorweg maatschappij (nis). Perletakkan batu pertama lawang sewu dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 1904, dan bangunan pertama ( Gedung A ) diselesaikan pada tahun 1907. Bangunan ini diresmikan dan dipakai pertama kali pada 1 Juli 1907. Lawang Sewu adalah salah satu contoh peninggalan  kebudayaan materi. Bangunan yang di desain oleh arsitek Prof. Jacop K Klinkhaner dan BJ Queendag. Bagian depan bangunan bersejarah ini dihiasi oleh menara kembar model ghotic dan membelah menjadi dua belah sayap,memanjang kebelakang yang mengesankan, kokoh, besar, megah, dan indah. Gedung megah bergaya art decoying bercirikan eksklusif yang berkembang pada era 1850-1940 di benua Eropa. Pada awal abad 21 ini, bisa diyakini sebagai potret kebudayaan urban semarang pada awal tahun 1990-an. Karya arsitekturnya tidak hanya dieksploitasi karena secara jelas menampilkan bagaimana masyarakat pada saat ini bernteraksi secara global di semarang. Semarang bisa dipastikan merupakan kota kosmopolitan pada masanya dan merupakan sumber inspirasi Soerabaia, Batavia, Bandoeng pada masanya.

4.1.2. Bagian dalam lawang sewu
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (seribu pintu). Ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataanya , pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menggapnya sebagai pintu.  Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT. Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer( KODAM IV/Diponegoro) dan Kantor Wiayah ( KANWIL) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.  Dari pintu utama langsung dihadapkan sebuah tangga besar menuju lantai dua. Dibagian tangga terpasang sebuah kaca grafik yang menutupi jendela dengan ukiran yang indah. Memang ,awal yang dirasakan saat memasuki bangunan ini sedikitt berbeda, lorong-lorong yang minim pencahayaan membuat suasana menjadi mistis.
4.1.2.1. Ruang Bawah Tanah
Pintu-pintu yang berjejer dibagian sayap gedung , mengingatkan seperti apa dan bagaimana kesibukan yang terjadi pada waktu itu. Selain itu, terdapat sebuah ruangan yang isinya berupa peninggalan zaman belanda. Pintunya yang kokoh sehingga belum berhasil dibuka sampai sekarang, jadi terdapat kemungkinan didalamnya terdapat , tersimpan uang dan harta benda lainnya. Bangunan bersejarah lawang sewu tetap menyisakan keelokan arsitektur dimasa lalu. Penjara yang dimaksud berlokasi dibawah tanah, mempunyai kedalaman 3meter  dari permukaan. Dalam penelusuran ini kita ditemani oleh pemandu untuk menelusuri lorong selebar 1,5 meter dengan ketinggian langit-langit 2meter tanpa ada cahaya. Dahulu ini adalah tempat penyiksaan bagi para tahanan oleh pihak jepang, yang dahulunya seelum jepang oleh pihak belanda dijadikan sebagai tempat saluran air, terdapat bak-bak beton yang tingginya mencapai 1 meter , tempat ini juga digunakan untuk menyiksa para tahanan dengan dipaksa jongkok dengan direndam air setinggi leher, sementara dibagian atasnya ditutupi jeruji besi. Dengan cara penyiksaan itu ruangan ini diberi nama penjara jongkok. Selain itu terdapat pula sekat jejeran batu bata yang ukurannya 1x1 meter bentuknya seperti lemari sekat inilah yang disebut penjara berdiri ditempat ini biasanya diisi 6-7 orang tahanan setelah disiksa dengan ditutup jeruji besi dan dibiarkan berdiri hingga mati. Ruangan terakhir terdapat ruangan eksekusi tampak 1 meja terbuat dari baja tertanam dilantai, disinilah tahanan dieksekusi mati dengan dipenggal kepalanya.
Sebenarnya masih ada lorongan lai yang pada saat itu digunakan oleh para pejuang kemerdekaan untuk meloloskan dirir dari kejaran musuh . lorong itu menghubungkan antara lawang sewu, SMAN 3 Semarang dan SMAN 1 Semarang, sayangnya lorong sudah ditutup dan tidak tahu keberadaanya belum lagi ditemukanya kerangka-kerangka manusia disalah satu ruangan bawah tanah dengan jumlah sangat banyak, kemudian kisah pembantaian serta kekejaman perang pernah dilawang sewu. Selain itu pada masa perjuangan gedung ini juga memiliki catatan sejarah sendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa pertempuran 5 hari disemarang digedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat pada tahun 1945 tepatnya 8 september antara angkatan muda kereta api Indonesia yang berusaha merebut kembali bangunan ini dari tangan kempetai dan kido butai Jepang.oleh karena itu pemerintah kota Semarang dengan SK Wali Kota 650/50/1992, masuknya lawang sewu sebagai salah satu dari seratus dua bangunan kuno atau bersejarah dikota Semarang yang patut dilindungi.
4.1.2.2. Lawang Sewu setelah di Pugar
Lawang sewu diperkirakan berusia lebih dari 1 abad. Dan saat ini tengah dipugar untuk pemanfaatan fungsi baru yakni sebagai, ruang usaha komersial dan konservasi, hasil dari usaha komersial ini diharapkan dapat mendukug pelestarian bangunan lawang sewu. Gedung ini dapat dikembangkan menjadi sebuah wadah yang dapat mendorong pertumbuhan kekayaan industri kreatif di Jawa Tengah dan menjadikan sebagai sarana kegiatan alternatif . gedung lawang sewu yang memiliki keunikan dan keindahan arsitektur merupakan living museum, konsep pemanfaatan gedung akan diutamakan guna mendukung kegiatan dan produk industri kreatif. Gedung lawang sewu akan difungsikan sarana ruang pameran, ruang pagelaran seni, ruang seminar dan rapat. Juga merupakan shopping arcade dengan menyuguhkan berbagai produk retail serta difungsikan juga untuk ruang sewa perkantoran, ruang sewa pertemuan, dan pest ataman. Selain itu lawang sewu bukan sekedar warisan sejarah (historical heritage) tapi harus mampu menjadi sumber daya  budaya yang lain, seperti sumber daya alam manusia dan sosial. Berbagai kegiatan diharapkan mampu menjadi kekuatan yang menghasilkan manfaat yang lebih luas.




4.9 Candi Borobudur 
4.9.1. Sejarah Candi Borobudur
            Bangunan-bangunan kuno yang berasal dari zaman dahulu/ purba sejarah indonesia (permulaan tarikh masehi sampai akhir abad ke 15) biasanya disebut CANDI. Sebagian besar candi-candi yang diberi nama sesuai dengan nama  daerah dimana candi itu ditemukan . tetapi ada juga desa yang diberi nama sesuai dengan nama candi. Candi borobudur ini merupakan peninggalan bersejarah yang bercorak agama budha. Candi ini terletak di desa borobudur, kecamatan borobudur, kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dan diantara candi Borobudur ada beberapa dusun antara lain Bumi Segoro, Sabreng,Gopala,Jawahan,Barepan,Ngarak,Kelan,Janan, dan Gendingan.
Ada beberapa pendapat yang memberikan pendapat tentang pengertian Borobudur, antara lain:
1.      Raffles, budur merupakan bentuk lain dari budo yang berarti dalam bahasa Jawa berarti kuno, tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berarti boro jaman kuno, pengertian ini jelas tidak mengandung suatu pengertian yang dapat dikaitkan dengan Candi Borobudur.
2.      De Casparis berhasil menemukan kata majemuk dalam prasasti yang kemungkinan merupakan asal perkataan “Borobudur”. Prasasti yang berangka tahun 842M dijumpai perkataan Bhumi Sambhara Budhura, sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang. Penelitian yang mendalam tentang keagamaan yang terungkap dalam prasasti dan juga rekrontuksi yang  sangat  teliti terhadap geografi daerah terjadinya peristiwa sejarah yang bertahan dengan prasasti tersebut.
3.      Bapak Poerbatjaraka, menafsirka bahwa boro itu biara , maka borobudur berarti biara budur, keterangan ini memang sangat menarik. Penyelidikan dan penggalian yang dilakukan 1952 dihalaman sebelah barat laut bangunan Candi Borobudur telah menemukan fondasi batu bata dan genta perunggu berukuran besar.
4.      Drs.  Soedirman dalam bukunya Borobudur salah satu keajaiban dunia menjelaskan mengenai arti nama bangunan Borobudur berasal dari gabungan kata Bara dan Budur. Bara berasal dari  kata sansekerta Vihara yang berarti komleks candi.
Banyak  teori mengungkap sisi bangunan dari Candi Borobudur. Sekilas, candi ini dibangun dengan bentuk sebuah mandala tradisional agama Budha.  Mandala adalah sebuah pusat dari berbagai sisi agama Buddha dan Hindu, bentuk dasar mandala adalah persegi dengan empat pintu masuk menuju satu titik pusat lingkaran. Borobudur dibagi menjadi tiga zona yang mewakili alam kesadaran sampai perjalanan menuju nirwana.
Menurut kosmologi Budha,alam semesta dibagi menjadi dalam tiga zona utama. Candi Borobudur merupakan penjelasan dari zona ini yang diwujudkan dalam setiap lapisan dari bawah sampai ke atas (puncak).
1.      Zona Kamadhatu
Bagian dasar dari Candi Borobudur ini telah ditutup oleh yayasan umat Budha, sehingga tidak dapat lagi terlihat. Selama masa peneltian oleh JW Yzerman pada tahun1885 bagian dasar ini ditemukan . bagian tersembunyi dari Kamadhatu ini terdiri dari 160 relief yang menggambarkan adegan Sutra Karmawibhangga, hukum sebab dan akibat. Menggambarkan perilaku manusia keinginan,relief menggambarkan merampok, pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan dan pencemaran nama baik. Ada juga yang menyatakan bahwa bagian dasar telah ditambahkan pada kontruksi asli candi. Tetapi pernyataan ini tidak 100% benar adanya, tetapi kemungkinan hanyalah untuk keseimbangan struktur bangunan candi agar struktur bagian dasar tidak mengalami pergerakan , atau karena alasan agama untuk menutupi lebih banyak kesan cabul. Bagian dasar yang ditambahkan ini adalah sebesar 3,6x6,5. Sebuah sudut dasar yang telah dihapus secara permanen untuk memungkinkan pengunjung untuk melihat kaki yang tersembunyi, dan beberapa relief.

2.      Zona Rapadhatu
Empat tingkat persegi rapadhatu berisi galeri relief batu berukir, serta rantai relung yang berisi patung Budha. Total ada 328 Budha pada tingkat ini balustraded yang juga memiliki banyak relief hiasan yang masih asli.
Manuskrip sansekerta yang digambarkan pada tingkat ini terdiri dari lebih dari 1300 relief Gandhawyuha, Lalitawistara,Jataka, dan Awadana sepanjang kurang lebih 2.5 km. Selain itu terdapat pula 1.212 pahatan.

3.      Zona Arupadhatu
Tiga teras melingkar kearah pusat atau kubah stupa mewakili nilai tertinggi di dunia ini ,dan teras ini adalah kurang banyak hiasan. Teras-teras berisi lingkaran stupa  berlubang,bentuk lonceng , yang berisi patung Budha,yang menghadap keluar dari arah Candi. Keseluruhan terdapat 72 stupa. Stupa utama yang ada saat ini tidak setinggi versi aslinya,yang naik 42m diatas permukaan tanah, berdiameter 9,9 meter. Berbeda dengan stupa sekitarnya, stupa pusat tidak ada patung Budha dan banyak versi yang saling bertentangan tentang isi dari stupa induk tersebut.
Candi Borobudur diabangun untuk mewakili banyak lapisan teori Budhis. Dari pandangan mata burung, pura ini dalam bentuk sebuah mandala Budhhis Tradisional. Mandala adalah pusat banyak Budha dan seni Hindu, bentuk dasar mandalas Hindu dan Budha kebanyakan adalah persegi dengan empat point masuk, dan titik pusat lingkaran. Bekerja dari luar kedalam , tiga zona kesadaran yang diwakili, dengan lingkup pusat mewakili pingsan atau nirwana.

4.9.2.      Struktur Candi Borobudur  
Denah Borobudur membentuk mandala ,lambang alam semesta dalam kosmologi Budha. Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar , tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelataranya beberapa stupa. Sepuluh pelataran yang dimiliki borobudur menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. Bagaikan sebuah kitab , Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Budha.
Bagian kaki borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau “nafsu rendah”. Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan ini disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.
Empat lantai dengan dinding relief diatasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari hawa nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian rupadhatu ini patung-patung budha terdapat pada ceruk-ceruk dinding diatas balustrade atau selasar.
Mulai lantai kelima hngga ketujuh dindingnya tidak berrelief . tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran . tingkatan ini melambangkan alam atas, dimana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun beum mencapai nirwana patung-patung Budha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang –lubang seperti dalam kurungan . dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi . stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Didalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung budha yang tidak sempurna atau disebut unfinished Budha. Yang disalahsangkakan sebagai patung Adibudha, padahal melalui penelitian lebih lanjut  tidak pernah ada patung di dalam stupa uttama, patung yang tidak selaras itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. Menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatanya memang tidak boleh dirusak. Penggalian Arkeologi yang dilakukan dihalaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.
Dimasa lalu beberapa patung Budha bersama dengan 30 batu dalam relef , 2 patung singa , beberapa batu kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada raja Thailand, Chulalungkorn yang mengunjungi Hindia-Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia-Belanda ketika itu. Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti  candi-candi lain , yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit . lorong-lorong dibatasi dinding yang menggelilingi candi tingkat demi tingkat. Dilorong-lorong inilah umat budha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki menggelilingi candi kearah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak , yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.
Struktur borobudur bila dilihat dari atas  membentuk struktur Mandala. Struktur borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok lego yang bisa menempel tanpa lem.

4.10. Masjid Agung Demak

Pada kira-kira paruh pertengahan akhir abad ke-15 muncul kerajaan baru yaitu Demak. Munculnya kerajaan baru tersebut sangat  mengherankan ,karena Demak letaknya tidak didaerah yang subur,sebelah utara terbentang daerah rawa yang sangat luas dan daerah Demak seringkali dilanda bencana banjir. Namun bagaimanapun daerah yang kurang subur dan penuh rawa itu muncul kerajaan, kemudian berkembang dengan pesat sekali
Demak yang semula kurang dikenal, sebelum didatangi orang-orang muslim. Pada awal abad ke-16, menjadi kota pusat kerajaan besar. Demikian pula Jepara sejak itu menjadi kota pelabuhan musli yang penting. Babad-babad setempat,dan berita asing menggambarkan kepada kita bagaimana pentingnya kota Demak sebagai pusat kerajaan terbesar di Jawa pada abad ke-16 itu.  Tome Pires yang pernah berkunjung ke Demak di tahun 1515 mengatakan bahwa penduduk kota Demak berjumlah kurang lebih 8.000 atau 10.000 keluarga (Cortesao, 1944-1984) jika diperkirakan , perkeluarga ada 4-5 jiwa, maka pada waktu itu penduduk Demak sekitar 40. 000- 50.000 jiwa.
Pada awalnya Demak tidak berada di pedalaman  yang jaraknya kurang lebih 15km dari bibir laut Jawa seperti sekarang ini. Pada waktu itu Demak berada di dekat sungai Tuntang yang sumbernya dari Rawa Pening, yang mana sungai Tuntang tersebut membuang airnya ke laut Jawa yang muaranya dekat dengan Demak. Jika kita perhatikan geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam itu umumnya pesisir dan dimuara sungai besar. Lokasi kota pusat kerajaan seperti  yang telah dikatakan, erat hubunganya dengan faktor geografis yang penting, terutama untuk hubungan lalu lintas.  Dalam hal pendapat Charles M. Cooley dapat kita benarkan yang mengatakan bahwa hubungan lalu lintas itulah yang menjadi  sebab utama lokasi kota-kota besar, dimuara atau pertemuan sungai-sungai. Hubungan lintas melalui sungai-sungai serta lautan dengan mempergunakan perahu dan kapal layar pada waktu itu sudah dianggap lebih cepat dan mudah.
Demak muncul sebagai kota pusat kerajaan mungkin karena Raden Fattah yang berhasil menghimpun kekuatan masyarakat kemudian berhasil menaklukkan Majapahit yang sebenarnya sudah lemah akibat perebutan kekuasaan dikalangan keluarga raja-raja yang menganut agama itu sendiri.
Kerajaan Demak  didirikan oleh Raden Patah. “Patah atau Fatah” yang artinya pembuka tanah atau pahlawan . Raden Patah adalah keturunan raja Majapahit, maka berdirinya juga atas restu dari Sri Baginda Brawijaya V ( Kertabumi), dan Wali Songo. Demak muncul diperkirakan tidak lama setelah runtuhnya kerajaan Majapahit kira-kira tahun 1478M, hal ini ditandai dengan CondroSengkolo “Sirna Ilang KertaningBumi” tahun saka 1400. Adapun berdirinya kesultanan Demak sinengkalan “Geni mati Sinisran Janmi” yang berarti  tahun saka 1403 (1881M). Sebelum Demak berstatus kabupaten awalnya dikenal dengan nama “Gelagah Wangi” yang masih wilayah kadipaten Jepara.
Menurut cerita rakyat, orang yang pertama kali dijumpai Raden Patah di Gelagah Wangi adalah Nyai Lembah yang berasal dari Rawa Pening. Nama asli Nyai Lembah adalah Siti Aminah atas saran Nyai Lembah maka Raden Patah bertempat tinggal di Gelagah Wangi yang kemudian hari berubah menjadi Bintoro Demak. Setelah menjadi sultan demak, Sultan Patah mengangkatnya menjadi abdi kinasih. Sehingga makamnya ada dalam kompleks makam sentono ratu. Nyai Lembah mempunyai anak yang bernama Baru Klinting, yang menurut cerita waktu lahir berupa ular naga, setelah dewasa kemudian pergi bertapa dilereng gunung Merbabu. Setelah lama bertapa, akhirnya berubah menjadi anak yang sakti. Sampaikini Baru Klinting dipercaya yang menjadikan daerah Rawa Pening.
Dahulu kala disaat Raden Hasan akan mendirikan tempat ibadah ( masjid Agung Demak) Nyai Lembah ikut berkiprah sebagai salah satu penasihat untuk menentukan letak, daerah yang akan dibangun masjid. Lokasi pertama kali yang akan didirikan masjid adalah sebuah daratan yang dikenal dengan nama “Sawah Mendung”. Tetapi atas petunjuk Nyai Lembah, tempat ibadah yang akan didirikan itu sebaiknya  berada di tempat dimana tumbuh serumpunan tanaman Gelagah Wangi. Sekarang tempat pengimaman (masjid agung Demak).

1.      Asal Mula Nama Demak
Adapun asal nama kata “Demak” ada beberapa pendapat, antara lain:
a.       Menurut Solicin Salam, Demak beraal dari bahasa Arab “ Dhima” berarti sesuatu yang mengandung air (Rawa). Ini adalah kenyataan bahwa daerah Demak banyak mengandung air, semua itu karena banyaknya rawa dan tanah payau, sehingga di Demak banyak Telaga tempat menampung air.
b.      Menurut Hamka,Demak beraal dari kata “Dama” (bahasa Arab) yang berarti air mata. Tidak dipungkiri betapa sulit dan susahnya mengembangkan dan menyiarkan agama islam pada waktu itu , sebab agama terdahulu sudah dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Jawa , yaitu agama Hindu,Budha,Animismu dan Dinamisme, sehingga juru dakwah banyak yang prihatin, tekun, dan selalu menangis kepada Allah , memohon petunjuk, serta kekuatan dariNya digambarkan oleh Hamka sebagai perjuangan penuh tantangan .
c.       Berasal dari bahasa Jawa Kuno, memiliki dua arti yang berbeda satu sama lain. Pertama , Demak bermakna “ Tanah Hadiah” yang diberikan raja kepada pengikut setia atau sebagai tanah tunjangan dari maharaja kepada raja muda di kerajaan bawahan ( Vazal).  Kedua, Demak bermakna “menyerang dengan tiba-tiba, atau menerkam”.
d.      Tentang kata Demak yang lebih menarik adalah berdasarkan sumber prasati yang berasal dari zaman Majapahit, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Nama Demak telah disebut sebagai salah satu dari 33 pangkalan dari jaringan lalu lintas air pada masa itu. ( pigeaud 1960, 1:108-12;Sedyawanti 1985: 350).

2.      Raden Patah Sultan Demak pertama
Sebagai kerajaan islam yang pertama dipulau Jawa, nama Demak Bintoro sangat terkenal dikalangan masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah. Lebih-lebih kerajaan islam Demak mewariskan salah satu kejayaanya yaitu Masjid Agung Demak yang hingga kini masih selalu dikunjungi oleh para peziarah serta wisatawan Domestik maupun Mancanegara.
Menurut sumber-sumber tradisional (serat,babad,hikayat,dll) maupun sumber-sumber asing memberikan keterangan bahwa pendiri kesultanan Demak adalah Raden Patah. Ia adalah putra Raja Kertabumi yaitu raja Majapahit yang terakhir, dari buah perkawinannya dengan seorang putri Cina. Hanya saja sewaktu ibunya hamil 7 bulan akhirnya diterimakan kepada Arya Damar Adipati Palembang.
Uraian babad tanah Jawi bnayak memberikan kesan bahwa Raden Patah adalah sodara sebapak dengan Arya Damar. Hal itu sama sekali tidak benar, karena menurut kronik Tionghowa dari Klenteng Semarang, Arya Damar adalah putra Hyang Wisesa dan ayah Raden Patah adalah Kertabumi. Hyang Wisesa memerintah dari tahun 1389M sampai 1427M, dan Kertabumi memerintah dari tahun 1474M-1478M.  Keduanya memang putra raja Majapahit namun berbeda baik bapak maupun ibunya.
Dari kronik Tionghoa Semarang , kita ketahui bahwa Raden Patah wafat pada tahun 1518 dalam usia 63 tahun.  Raden Patah dilahirkan kira-kira tahun 1455M. Dari kronik Tionghoa  kita ketahui bahwa Arya Damar mengasuh Raden Patah dari tahun 1456M-1474M. Setelah dewasa Raden Patah ke Jawa untuk mengabdi kepada raja Majapahit , namun setelah sampai diJawa bertemu pangeran Modang Cirebon, akhir dari pertemuan itu Raden Patah mengurungkan niatnya mengabdi kepada Majapahit , karena ia lebih suka mendalami agama islam kepada Sunan Ampel di Surabaya. Setelah cukup menguasai agama islam atas nasehat Sunan Ampel, Raden Patah disuruh berpindah kesuatu tempat dimana akan ditemukan tanaman Gelagah yang wangi baunya. 
Pada tahun 1478M, kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan maka Raden Patah dengan dukungan para Wali berkuasa penuh dikerajaan Demak, negara Demak semakin kuat, seluruh tanah Jawa mengakui akan kekuasaanya, bahkan seluruh jajahan majapahit pun mengayo pada Demak tak ada kecualinya kesemuanya telah menjalankan ibadah menurut agama islam.


4.11. Museum Sonobudoyo
4.11.1. Sejarah Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa termasuk bangunan arsiktektur klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap setelah mueum Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Selain keramik pada zaman Neolitikum dan patung perunggu pada abad ke-8, museum ini juga menyimpan beberapa macam bentuk wayang kulit, berbagai  senjata kuno (termasuk keris), dan topeng Jawa.
Museum yang terletak dibagian utara alun-alun lor dari Keraton Jogja itu pada malam hari , juga menampilkan pertunjukan wayang kulit dalam bentuk penampilan aslinya (dengan menggunakan bahasa Jawa diiringi dengan musik Gamelan Jawa). Pertunjukan wayang kulit ini disajikan secara ringkas dari jam 8.00-10.00 malam pada hari kerja untuk para turis asing maupun turis domestik. Pada tahun 1929 pengumpulan data kebudayaan dari daerah Jawa, Madura,Bali,dan Lombok.
Panitia perencana pendiri museum dibentuk pada tahun 1913 dengan anggota antara lain: Ir. Th. Karsten P. H. W. Sitsen , Koeperberg.
Bangunna museum menggunakan tanah bekas “Shouten” tanah hadiah dari Sri Sultan HamenguBuwono VIII dan ditandai dengan sengkalan candrasengkala “Buta ngrasa estining lata” yaitu tahun 1865 Jawa atau 1934 M. Sedangkan peresmian dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII pada rabu wage tanggal 9 ruwah 1866 Jawa dengan ditandai candrasengkala “ Kayu Kinayang Ing Brahmana Budha” yang berarti tahun Jawa atau tepatnya  6 November 1935 M.
Pada masa pendudukan Jepang museum Sonobudoyo dikelola oleh bupati Paniradyapati Wiyata Praja ( kantor sosial bagian pengajaran ). Di jaman Kemerdekaan kemudian dikelola  oleh bupati Utorodiopati budaya Praawito yaitu jajaran pemerintah daerah Istimewa Yogyakarta   selanjutnya pada akhir tahun 1974 museum Sonobudoyo diserahkan ke pemerintah pusat / Departemen pendidikan dan Kebudayaan dan secara langsung bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal dengan berlakunya Undang-undang no.22 tahun 2000, tentang kewenangan  pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai Otonomi daerah. Museum Sonobudoyo mulai Januari 2001 bergabung pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DIY, diusulkan menjadi UPTD perda nomor  7/TH 2002 tanggal 3 Agustus 2002 tentang pembentukan dan organisasi UPTD pada Dinas Daerah dilingkungan pemerintah Provinsi DIY , dan Sk gubernur nomor 161/th 2002 tanggal 4 November tentang TU-Poksi.
Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksanaan Tekhnis Daerah pada Dinas Kebudayaan DIY, mempunyai fungsi pengelolaan benda museum yang memiliki nilai budaya ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan bimbingan edukatif cultural. Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan,merawat, pengawetan,pelaksanaan penelitian,pelayanan pustaka, bimbingan edukatif kultural serta penyajian benda koleksi museum negeri Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo yang berlokasi dipusat kota berada dalam lokasi yang stategis, berada dalam lingkungan pusat budaya Yogyakarta yang banyak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri.
Bangunan Museum Sonobudoyo, merupakan rumah Joglo dengan arsitektur Masjid Keraton Kesepuhan Cirebon. Di desain oleh Ir. Th. Karsten.  Keberadaan museum erat hubunganya dengan sebuah yayasan masa kolonial Java Institut dibidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok sebagai pencetus berdirinya museum Sonobudoyo yang diresmikan tanggal 6 November 1935, oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dengan ditandai candrasengkala”Kayu Winayang Ing Brahmana Budha”.
Museum Sonobudoyo, sebagai museum Provinsi kedepannya diharapkan akan menjadi gambaran dari fungsi museum dalam hal pelayanan dan optimalisasi fungsi dengan melihat potensi yang dimiliki, sehingga akan mempunyai prospek dan peluang utnuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan, dalam rangka menghadapi persaingan baik pada level nasional maupun internsaional, bangunan museum berupa rumah Joglo dengan model Masjid Keraton Kesepuhan Cirebon,dengan luas bangunan 7867 meter persegi. Bangunan ini terdiri dari “ ruang pameran, pendapatan kecil, pendapatan besar, gandok kanan dan kiri, gudang, laboratorium, ruang konservasi, perpustakaan, audotorium, dan perkantoran.

4.11.2.  Visi dan misi museum Sonobudoyo
Visi :
Terwujudnya museum unggul bertaraf Internasional yang mengekspresikan buadaya Jawa.
Misi:
1.      Mewujudkan museum bertaraf Internasional yang memiliki keunggulan ,kompetitif sebagai sumber daya budaya yang memiliki peran dan ilai stategs sebagai daya tarik utama kepariwisataan DIY.
2.      Mewujudkan museum bestandar Internasional dalam pengelolaan warisan budaya yaitu dalam pelestarian, preservasi,dan diseminasi.
3.      Mewujudkan museum berstandar Internasional dalam hal manajemen permusiuman yang meliputi manajemen strategi, manajemen operasi, manajemen SDM, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran.

4.11.3.  Jenis Koleksi Museum Sonobudoyo
1.      Koleksi  Geologi
2.      Koleksi Biologi
3.      Koleksi Etonografi
4.      Koleksi Arkeologi
5.      Koleksi Historika
6.      Koleksi Numismatika
7.      Koleksi Filologika
8.      Koleksi Keramologika
9.      Koleksi Senirupa
10.  Koleksi Teknologi

4.12. Museum Jenderal Sudirman (Sasmitaloka)
Dalam rangka pelestarian nilai-nilai 1945 dan nilai-nilai TNI 45 dalam wujud rela berkorban demi tegaknya negara Republik Indonesia perlu adanya suatu tetenger (monumen) untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa bersejarah dinegara RI. Salah satu tokoh pelaku sejarah yang kita banggakan adalah sosok pribadi Panglima Besar Jenderal Sudirman. Guna mewujudkan hal tersebut Dinas Sejarah TNI AD, mengabadikan gedung bekas kediaman Panglima Besar Jenderal Sudirman menjadi Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman yang terletak di Jl. Bintaran wetan no. 3 Yogyakarta.
Sasmitaloka berasal dari bahasa Jawa yang berarti tempat untu mengenang pengabdian , pengorbanan, dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Gedung sasmitaloka Jenderal sudirman memiliki sejarah yang panjang antara lain:
1.      Pada masa penjajahan Belanda gedung utama merupakan tempat tinggal pejabat keluarga paku alam VII
2.      Pada masa penjajahan Jepang dikosongkan dan barang-barangnya disita.
3.      Pada masa Kemerdekaan RI, gedung ini pernah dipakai sebagai markas kompi tukul dari Batalyon Soeharto.
4.      Sejak tanggal 18 Desember 1945- 19 Desember 48 menjadi tempat kediaman resmi Jenderal Sudirman setelah terpilih menjadi Panglima tertinggi TKR.
5.      Pada masa Agresi militer Belanda II digunakan Belanda sebagai markas IVG Brigade T
6.      Setelah kedaulatan RI tanggal 27 Desember 1949 berturut-turut digunakan sebagai kantor komando militer kota yogya, kemudian dipakai untuk asrama resimen infantri XIII dan penderitaan cacat (invalid).
7.      Tanggal 17 Juni 1948 -30 Agustus 1982 dipakai untuk museum pusat angkatan darat.

Koleksi Gedung Induk
Di dalam gedung induk terdapat enam ruangan yang terdiri dari :
1.      Ruang tamu,
2.      Ruang santai
3.      Ruang kerja
4.      Ruang tidur tamu
5.      Ruang tidur Jenderal Sudirman
6.      Ruang tidur putra-putri Jenderal Sudirman
7.      Ruang Aula

Gedung sisi Utara
Bangunan sisi utara dari gedung induk terdiri dari tiga ruangan yang berisi:
1.      Ruang secretariatan
2.      Ruag palagan Ambarawa
3.      Ruang Pantirapih
Gedung sisi Timur
Disebelah timur gedung induk terdapat kendaraan yang pernah dipakai Jenderal Sudirman selama melakukan perang Geriliya misalnya :
1.      Dokar/ andong
2.      Mobil merk Chevrolet tahun 1948

Gedung sisi Barat
Gedung sisi barat ini terdiri dari gedung induk yang terdapat 4 ruangan antara lain :
1.      Ruang sobo dan pacitan
2.      Ruang diorama perang geriliya
3.      Ruang pakaian
4.      Ruang photo dan dokumentasi .







4.13.                                                                                                                          Museum Purna Bhakti Pertiwi
Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan salah satu dari 62 museum yang berada di wilayah DKI, kehadiran museum 15 (limabelas) tahun yang lalu merupakan sebuah fenomena tersendiri dibelantika dunia permuseuman.
Museum yang memiliki kemegahan dari bentuk bangunan dengan volume areal tanah dan bangunan yang cukup ideal untuk sebuah museum, menempati areal dengan luas 20 ha dan 2,5 ha. luas bangunan sangat memungkinkan untuk mengeksplorasi dengan maksimal sebuah museum. Serta bangunan yang tertata dengan konsep modern yang bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan sebuah refleksi keinginan dari penggagas yaitu Ibu Tien Soeharto. Kehadiran museum ini mampu menarik perhatian masyarakat, perhatian yang cukup besar tersebut bisa kita lihat dari banyaknya pengunjung yang terekam melalui data statistik pengunjung, menjadikan Museum Purna Bhakti Pertiwi masuk dalam kategori pengunjung terbanyak, meskipun kecenderungannya angka kunjungan mengalami penurunan jumlah dalam dekade ke 2 ini.
Koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi dengan jumlah tidak kurang dari 17.000 item belum termasuk koleksi pustaka pada perpustakaan museum yaitu 5000 judul buku dan 4500 album foto, adalah sebuah permasalahan, perlu penanganan secara serius serta dibutuhkan Sumber daya manusia yang berkualitas dalam skala yang cukup banyak, tentunya hal ini merupakan sebuah permasalahan tersendiri.
Bangunan relatif luas dengan jumlah koleksi yang cukup besar membutuhkan Sumber Daya Manusia yang cukup banyak adalah sebuah potensi museum, namun juga merupakan sebuah kelemahan dalam pengelolaan, memerlukan konsentrasi yang cukup menguras energi, terutama dari aspek pendanaannya.
Pada paparan selanjutnya akan disampaikan pola manajemen dan kegiatan dalam pengelolaan museum yang diukur dengan pengelolaan museum dengan paradigma baru.
I. SEJARAH MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI
Berawal dari tahun 1984 Ibu Tien Soeharto berkeinginan untuk membangun sebuah wadah yang mampu menampung dan menyimpan serta merawat penghargaan penghargaan berbagai macam cenderamata yang diberikan dari berbagai fihak kepada Bp. Soeharto, pada masa beliau manjabat sebagai Presiden ke II Republik Indonesia.
Cenderamata tersebut sebagai ungkapan tali persahabatan dari berbagai negara, maupun cenderamata yang diberikan dari teman, kerabat ataupun rakyat biasa. Karena itu Ibu Tien Soeharto ingin membuat suatu wadah yang berupa museum yang berfungsi sebagai penghimpun, merawat, meneliti dan dokumentasi dari seluruh cenderamata atau penghargaan tersebut. Namun demikian museum yang akan dibangun tersebut tentunya juga memiliki fungsi sebagai bukti eksistensi historis tentang peranan dan perjuangan Pak Harto dalam keterlibatan bagi perjalanan bangsa Indonesia sejak dari merebut, menegakkan, membela dan mengisi kemedekaan.
Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng tersebut disampaiikan kepada Ir. Franky du Ville, IAI untuk menyiapkan rancang bangunnya selama 3 tahun, yang pada akhirnya pada tanggal 26 Desember 1987 peletakan batu pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi dimulai, pembangunan berlangsung selama 5 tahun dari tahun 1987 s.d. tahun 1992. Proses selanjutnnya adalah penataan koleksi yang berlangsung selama kurang lebih 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Desember 1992 dan sampai dengan Agustus 1993.
Bangunan museum dengan bentuk tumpeng adalah sebuah pilihannya, konsep bangunan yang bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan representasi dari Pak Harto sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah memberi dukungan kepada Pak Harto selama pengabdianya pada bangsa Indonesia. Pemilihan bangunan dengan konsep tumpeng juga merupakan cerminan dari Pak Harto sebagai pribadi Jawa, dengan beberapa simbol-simbol serta pemilihan koleksi dan tata letak yang sangat terorganisir melalui penataan ruangan pamer.
Setelah melalui proses yang cukup panjang Museum Purna Bhakti Pertiwi pada 23 Agustus 1993 diresmikan oleh Bp. Soeharto Presiden Republik Indonesia.
Museum Purna Bhakti Pertiwi terleak di jalan Taman Mini I Jakarta Timur, tepatnya di depan komplek Taman Mini Indonesia Indah
II. Isi Museum Purna Bhakti Pertiwi
1.      Ruang Perjuangan
Ruang ini berisi benda- benda bukti sejarah perjuangan bapak Soeharto dalam mengabdi kepada nusa dan bangsa. Lantai 1 berisi 5 panil ukiran kayu jati yang menggambarkan riwayat hidup bapak Soeharto.
Ø  Panil 1 saat kanak-kanak, remaja, sekolah, kerja, dan menjadi tentara.
Ø  Panil 2, saat Proklamasi Kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan sampai pernikahan bapak Soeharto dengan Ibu Tien pada Tanggal 6 Desember 1947.
Ø  Panil 3, Laskar Putri di Solo, penumpasan PKI di Madiun 1948, Agresi Belanda II dan Serangan Umum 1 Maret 1949
Ø  Panil 4 peristiwa seputar G 30 S/PKI
Ø  Panil 5 pelantikan bapak Soeharto sebagai pejabat presiden dan  presiden RI  sampai Pemilu ke-IV pada tanggal 23 April 1987, Pelita 14 mendapatkan penghargaan dari PBB atas keberhasilan dibidang pertanian dengan program intensifikasi (Panca Usaha Pertanian) dan Ekstensifikasi (Perluasan lahan pertanian) dan dibidang kesehatan dengan program keluarga berencana.
Lantai 2 berisi foto kegiatan Bapak Soeharto,plaket dan plakat, piagam penghargaan, koleksi mata uang RI dan prangko serta rompi dan helm anti peluru yang dipakai bapak Soeharto saat kunjungan ke Bosnia pemberian dari PBB, salah satu bukti Bangsa Indonesia ikut berperan aktif untuk menciptakan perdamaian dunia.

2.      Ruang Utama

Berisi benda koleksi cenderamata para Kepala Negara, kepala Pemerintahan , para pejabat dan seluruh lapisan masyarakat baik dari dalam maupun dari luar negeri. Bukti Bangsa Indonesia sejajar dan bersahabat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Ruang Utama terdapat 3 lantai antara lain :
Ø  Lantai 1 berisi cenderamata dari bahan logam,bate,kayu,keramik,kristal dll.
Ø  Lantai 2 berisi tekstil dari seluruh Indonesia dan mancanegara
Ø  Lantai 3 berisi boneka berpakaina baju adat, jam,botol parfum, miniatur tentara dll.

3.      Ruang Khusus
Pada lantai ini berisi penghargaan yang diterima bapak dan Ibu Soeharto dari dalam maupun dari luar negeri.  Lantai dua berisi senjata tradisional clan dalam maupun luar negeri.

4.      Ruang Asthabratha
Lantai satu berisi wayang yang menceritakan wahyu makutharama dan ajaran Asthabratha atau delapan ajaran kepemimpinan. Delapan ajaran tadi bersumber pada delapan unsur alam yakni: bumi (Wisnu), bersifat murah hati selalu memberikan hail kepada siapapun yang mengolah memelihara dengan baik. Angin (Bayu), selalu berada disegala tempat ,tidak membedakan dataran rendah atau tinggi. Air/Samudra (Baruna), betapapun luasnya selalu memiliki permukaan yang rata dan bersifat sejuk menyegarkan. Bulan (Ratih), selalu menerangi kegelapan malam, dan memberikan harapan-harapan yang indah. Matahari (Surya), sumber segala kehidupan yang membuat mahkluk hidup tumbuh dan berkembang. Angkasa 1 langit (Indra),luas dan tidak terbatas sehingga mampu menampung apa saja . api (Brahma), mampu membakar habis dan mengahncur leburkan segala sesuatu yang bersentuhan denganya. Bintang (Ismaya), memiliki tempat yang tetap dilangit sehingga dijadikan pedoman (kompas).
Lantai 2 berisi kegiatan bapak Soeharto ditengah keluarga, masyarakat, sebagai insan beragama dan tokoh masyarakat.

5.      Perpustakaan
Berisi buku-buku ilmu pengetahuan Alqur’an, album foto, dll.

6.      Koleksi di Area Luar
Kapal KRI Harimau, merupakan salah satu bukti sejarah perjuangan bangsa indonesia dalam upaya membebaskan rakyat Irian Barat/ Irian Jaya Papua dari penjajah Belanda yang dikenal dengan operasi man . lala dan Bapak  Soeharto sebagai Panglima Komando berkedudukan di Makasar. Kendaraan bersejarah, ukiran kayu karet dengan terra wahyu makutharama, ukiran kayu griya mahabarata, dan fosil.
III. Konsep Filosofi Bangunan

Filosofi bangunan MPBP bertumpu pada ungkapan khasanah budaya tradisional yang penampilanya melambangkan rasa syukur, keselamatan dan keabadian yang lebih dikenal dengan upacara  syukuran. penerapan makna dan simbol pada bentuk maupun pola unsur-unsur bangunan MPBP tercermiin pada :
1.      Bentuk Tumpeng
Kelengkapan inti upacara tradisional yang merupakan ungkapan keagungan , intinya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga selalu diberi rahmat serta hidayah.

2.      Bentuk Lingkaran
Lingkaran dalam arti sebuah garis tanpa ujung pangkal yang mengandung makna harapan yang tidak terputus dan mencerminkan keabadian dalam orientasi memusat dan menyebar kesegenap penjuru.

3.      Pola Pohon Hayat
Diterapkan dalam pola struktur utama bangunan sebagai lambang alam semesta yang memberikan kehidupan dan penghidupan kepada manusia dan makhluk lainnya.

4.      Pola Bunga Wijaya Kusuma
Diterapkan pada unsur langit-langit (balok silang/gridexposed) yang melambangkan keabadian.

5.      Lidah Api
Terdapat pada Mustaka bangunan utama (kuncup paling Atas). Melambangkan kesaktian dan kesucian.

6.      Warna-warna
Ungkapan warna pada unsur-unsur utama bangunan mempunyai makna dan maksud tertentu yaitu warna
-          Putih melambangkan kemurnian dan tanggung jawab
-          Kuning melambangkan kemuliaan dan tanggung jawab
-          Merah melambangkan keberanian membela kebenaran
-          Hijau melambangkan ketentraman dan kedamaian
-          Kuning gading melambangkan kegembiraan dan kebahagiaan



IV. Struktur Bangunan

Struktur Bawah
Pondasi bangunan utama menggunakan bang pancang dengan ukuran 45X45cm dengan daya dukung 85ton/bang sedangkan untuk bangunan ruang perjuangan , ruang khusus, ruang Asthabrata dan perpustakaan menggunakan ruang pancang dengan ukuran 35X35cm dengan daya dukung 65ton/bang. Kedalaman bang pancang rata-rata 18 meter dengan tanah dasar berupa cadas, cadas slit, cadas pasir dengan nilai N>60. Keseluruhan bang pancang sebanyak 745 titik. Pilecap dan tiebeam dihubugkan sehingga membentuk sistem pondasi yang terintegrasi.

Struktur Atas
Struktur atas bangunan utama merupakan struktur portal ruang berbentuk kerucut yang mengecil dibagian atas(inverted V-shape) sehingga dengan sendirinya secara geometri menghasilkan ketahanan yang baik terhadap gempa. Struktur bangunan ini terdiri dari dua buah struktur yaitu: struktur kerucut besar yang terdiri  dari 7 lantai dan struktur kerucut luar dua lantai yang dipisahkan oleh sistem delatasi. Struktur lainya menggunakan balok silangatau grid exposed , lengan pola khusus yakni wijaya kusuma. Setiap lantai memiliki pola yang sama dengan ukuran yang berbeda-beda. Bentang balok utama terbesar adalah 23 meter sedangkan panjang kantilever terpanjang 6,2 meter dengan ukuran kolom terbesar 60X145 Cm. Lantai direncanakan dapat memikul beban hidup sebesar X00 Kg/m2 .  

No comments:

Post a Comment