4.1
Lawang Sewug
4.1.1.
Sejarah Lawang Sewu
Gedung
lawang sewu yang treleta di Semarang, dahulu merupakan kantor pusat perusahaan
kereta api pertama Hindia – Belanda Netherlandsch indische spoorweg
maatschappij (nis). Perletakkan batu pertama lawang sewu dilaksanakan pada
tanggal 27 Februari 1904, dan bangunan pertama ( Gedung A ) diselesaikan pada
tahun 1907. Bangunan ini diresmikan dan dipakai pertama kali pada 1 Juli 1907.
Lawang Sewu adalah salah satu contoh peninggalan kebudayaan materi. Bangunan yang di desain
oleh arsitek Prof. Jacop K Klinkhaner dan BJ Queendag. Bagian depan bangunan
bersejarah ini dihiasi oleh menara kembar model ghotic dan membelah menjadi dua
belah sayap,memanjang kebelakang yang mengesankan, kokoh, besar, megah, dan
indah. Gedung megah bergaya art decoying bercirikan eksklusif yang berkembang
pada era 1850-1940 di benua Eropa. Pada awal abad 21 ini, bisa diyakini sebagai
potret kebudayaan urban semarang pada awal tahun 1990-an. Karya arsitekturnya
tidak hanya dieksploitasi karena secara jelas menampilkan bagaimana masyarakat
pada saat ini bernteraksi secara global di semarang. Semarang bisa dipastikan
merupakan kota kosmopolitan pada masanya dan merupakan sumber inspirasi
Soerabaia, Batavia, Bandoeng pada masanya.
4.1.2.
Bagian dalam lawang sewu
Masyarakat
setempat menyebutnya Lawang Sewu (seribu pintu). Ini dikarenakan bangunan
tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataanya , pintu yang ada tidak
sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga
masyarakat sering menggapnya sebagai pintu.
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai
sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang
PT. Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan
Prasarana Komando Daerah Militer( KODAM IV/Diponegoro) dan Kantor Wiayah (
KANWIL) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.
Dari pintu utama langsung dihadapkan sebuah tangga besar menuju lantai
dua. Dibagian tangga terpasang sebuah kaca grafik yang menutupi jendela dengan
ukiran yang indah. Memang ,awal yang dirasakan saat memasuki bangunan ini
sedikitt berbeda, lorong-lorong yang minim pencahayaan membuat suasana menjadi
mistis.
4.1.2.1. Ruang Bawah Tanah
Pintu-pintu yang berjejer
dibagian sayap gedung , mengingatkan seperti apa dan bagaimana kesibukan yang
terjadi pada waktu itu. Selain itu, terdapat sebuah ruangan yang isinya berupa
peninggalan zaman belanda. Pintunya yang kokoh sehingga belum berhasil dibuka
sampai sekarang, jadi terdapat kemungkinan didalamnya terdapat , tersimpan uang
dan harta benda lainnya. Bangunan bersejarah lawang sewu tetap menyisakan
keelokan arsitektur dimasa lalu. Penjara yang dimaksud berlokasi dibawah tanah,
mempunyai kedalaman 3meter dari
permukaan. Dalam penelusuran ini kita ditemani oleh pemandu untuk menelusuri
lorong selebar 1,5 meter dengan ketinggian langit-langit 2meter tanpa ada
cahaya. Dahulu ini adalah tempat penyiksaan bagi para tahanan oleh pihak
jepang, yang dahulunya seelum jepang oleh pihak belanda dijadikan sebagai
tempat saluran air, terdapat bak-bak beton yang tingginya mencapai 1 meter ,
tempat ini juga digunakan untuk menyiksa para tahanan dengan dipaksa jongkok
dengan direndam air setinggi leher, sementara dibagian atasnya ditutupi jeruji
besi. Dengan cara penyiksaan itu ruangan ini diberi nama penjara jongkok.
Selain itu terdapat pula sekat jejeran batu bata yang ukurannya 1x1 meter
bentuknya seperti lemari sekat inilah yang disebut penjara berdiri ditempat ini
biasanya diisi 6-7 orang tahanan setelah disiksa dengan ditutup jeruji besi dan
dibiarkan berdiri hingga mati. Ruangan terakhir terdapat ruangan eksekusi
tampak 1 meja terbuat dari baja tertanam dilantai, disinilah tahanan dieksekusi
mati dengan dipenggal kepalanya.
Sebenarnya masih ada lorongan lai
yang pada saat itu digunakan oleh para pejuang kemerdekaan untuk meloloskan
dirir dari kejaran musuh . lorong itu menghubungkan antara lawang sewu, SMAN 3
Semarang dan SMAN 1 Semarang, sayangnya lorong sudah ditutup dan tidak tahu
keberadaanya belum lagi ditemukanya kerangka-kerangka manusia disalah satu
ruangan bawah tanah dengan jumlah sangat banyak, kemudian kisah pembantaian
serta kekejaman perang pernah dilawang sewu. Selain itu pada masa perjuangan
gedung ini juga memiliki catatan sejarah sendiri yaitu ketika berlangsung
peristiwa pertempuran 5 hari disemarang digedung tua ini menjadi lokasi
pertempuran yang hebat pada tahun 1945 tepatnya 8 september antara angkatan
muda kereta api Indonesia yang berusaha merebut kembali bangunan ini dari
tangan kempetai dan kido butai Jepang.oleh karena itu pemerintah kota Semarang
dengan SK Wali Kota 650/50/1992, masuknya lawang sewu sebagai salah satu dari
seratus dua bangunan kuno atau bersejarah dikota Semarang yang patut
dilindungi.
4.1.2.2. Lawang Sewu setelah di
Pugar
Lawang sewu diperkirakan berusia
lebih dari 1 abad. Dan saat ini tengah dipugar untuk pemanfaatan fungsi baru
yakni sebagai, ruang usaha komersial dan konservasi, hasil dari usaha komersial
ini diharapkan dapat mendukug pelestarian bangunan lawang sewu. Gedung ini
dapat dikembangkan menjadi sebuah wadah yang dapat mendorong pertumbuhan
kekayaan industri kreatif di Jawa Tengah dan menjadikan sebagai sarana kegiatan
alternatif . gedung lawang sewu yang memiliki keunikan dan keindahan arsitektur
merupakan living museum, konsep pemanfaatan gedung akan diutamakan guna
mendukung kegiatan dan produk industri kreatif. Gedung lawang sewu akan
difungsikan sarana ruang pameran, ruang pagelaran seni, ruang seminar dan
rapat. Juga merupakan shopping arcade dengan menyuguhkan berbagai produk retail
serta difungsikan juga untuk ruang sewa perkantoran, ruang sewa pertemuan, dan
pest ataman. Selain itu lawang sewu bukan sekedar warisan sejarah (historical
heritage) tapi harus mampu menjadi sumber daya
budaya yang lain, seperti sumber daya alam manusia dan sosial. Berbagai
kegiatan diharapkan mampu menjadi kekuatan yang menghasilkan manfaat yang lebih
luas.
4.9
Candi Borobudur
4.9.1.
Sejarah Candi Borobudur
Bangunan-bangunan kuno yang berasal
dari zaman dahulu/ purba sejarah indonesia (permulaan tarikh masehi sampai
akhir abad ke 15) biasanya disebut CANDI. Sebagian besar candi-candi yang
diberi nama sesuai dengan nama daerah
dimana candi itu ditemukan . tetapi ada juga desa yang diberi nama sesuai
dengan nama candi. Candi borobudur ini merupakan peninggalan bersejarah yang
bercorak agama budha. Candi ini terletak di desa borobudur, kecamatan
borobudur, kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dan diantara candi Borobudur ada
beberapa dusun antara lain Bumi Segoro, Sabreng,Gopala,Jawahan,Barepan,Ngarak,Kelan,Janan,
dan Gendingan.
Ada
beberapa pendapat yang memberikan pendapat tentang pengertian Borobudur, antara
lain:
1.
Raffles,
budur merupakan bentuk lain dari budo yang berarti dalam bahasa Jawa berarti
kuno, tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berarti boro jaman kuno,
pengertian ini jelas tidak mengandung suatu pengertian yang dapat dikaitkan
dengan Candi Borobudur.
2.
De
Casparis berhasil menemukan kata majemuk dalam prasasti yang kemungkinan
merupakan asal perkataan “Borobudur”. Prasasti yang berangka tahun 842M
dijumpai perkataan Bhumi Sambhara Budhura, sebutan untuk bangunan suci pemujaan
nenek moyang. Penelitian yang mendalam tentang keagamaan yang terungkap dalam
prasasti dan juga rekrontuksi yang sangat teliti
terhadap geografi daerah terjadinya peristiwa sejarah yang bertahan dengan
prasasti tersebut.
3.
Bapak
Poerbatjaraka, menafsirka bahwa boro itu biara , maka borobudur berarti biara
budur, keterangan ini memang sangat menarik. Penyelidikan dan penggalian yang
dilakukan 1952 dihalaman sebelah barat laut bangunan Candi Borobudur telah
menemukan fondasi batu bata dan genta perunggu berukuran besar.
4.
Drs. Soedirman dalam bukunya Borobudur salah satu
keajaiban dunia menjelaskan mengenai arti nama bangunan Borobudur berasal dari
gabungan kata Bara dan Budur. Bara berasal dari
kata sansekerta Vihara yang berarti komleks candi.
Banyak teori mengungkap sisi bangunan dari Candi
Borobudur. Sekilas, candi ini dibangun dengan bentuk sebuah mandala tradisional
agama Budha. Mandala adalah sebuah pusat
dari berbagai sisi agama Buddha dan Hindu, bentuk dasar mandala adalah persegi
dengan empat pintu masuk menuju satu titik pusat lingkaran. Borobudur dibagi
menjadi tiga zona yang mewakili alam kesadaran sampai perjalanan menuju
nirwana.
Menurut
kosmologi Budha,alam semesta dibagi menjadi dalam tiga zona utama. Candi
Borobudur merupakan penjelasan dari zona ini yang diwujudkan dalam setiap
lapisan dari bawah sampai ke atas (puncak).
1.
Zona
Kamadhatu
Bagian
dasar dari Candi Borobudur ini telah ditutup oleh yayasan umat Budha, sehingga
tidak dapat lagi terlihat. Selama masa peneltian oleh JW Yzerman pada tahun1885
bagian dasar ini ditemukan . bagian tersembunyi dari Kamadhatu ini terdiri dari
160 relief yang menggambarkan adegan Sutra Karmawibhangga, hukum sebab dan
akibat. Menggambarkan perilaku manusia keinginan,relief menggambarkan merampok,
pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan dan pencemaran nama baik. Ada juga yang
menyatakan bahwa bagian dasar telah ditambahkan pada kontruksi asli candi.
Tetapi pernyataan ini tidak 100% benar adanya, tetapi kemungkinan hanyalah
untuk keseimbangan struktur bangunan candi agar struktur bagian dasar tidak
mengalami pergerakan , atau karena alasan agama untuk menutupi lebih banyak
kesan cabul. Bagian dasar yang ditambahkan ini adalah sebesar 3,6x6,5. Sebuah
sudut dasar yang telah dihapus secara permanen untuk memungkinkan pengunjung
untuk melihat kaki yang tersembunyi, dan beberapa relief.
2.
Zona
Rapadhatu
Empat
tingkat persegi rapadhatu berisi galeri relief batu berukir, serta rantai
relung yang berisi patung Budha. Total ada 328 Budha pada tingkat ini
balustraded yang juga memiliki banyak relief hiasan yang masih asli.
Manuskrip
sansekerta yang digambarkan pada tingkat ini terdiri dari lebih dari 1300
relief Gandhawyuha, Lalitawistara,Jataka, dan Awadana sepanjang kurang lebih
2.5 km. Selain itu terdapat pula 1.212 pahatan.
3.
Zona
Arupadhatu
Tiga
teras melingkar kearah pusat atau kubah stupa mewakili nilai tertinggi di dunia
ini ,dan teras ini adalah kurang banyak hiasan. Teras-teras berisi lingkaran
stupa berlubang,bentuk lonceng , yang
berisi patung Budha,yang menghadap keluar dari arah Candi. Keseluruhan terdapat
72 stupa. Stupa utama yang ada saat ini tidak setinggi versi aslinya,yang naik
42m diatas permukaan tanah, berdiameter 9,9 meter. Berbeda dengan stupa
sekitarnya, stupa pusat tidak ada patung Budha dan banyak versi yang saling
bertentangan tentang isi dari stupa induk tersebut.
Candi
Borobudur diabangun untuk mewakili banyak lapisan teori Budhis. Dari pandangan
mata burung, pura ini dalam bentuk sebuah mandala Budhhis Tradisional. Mandala
adalah pusat banyak Budha dan seni Hindu, bentuk dasar mandalas Hindu dan Budha
kebanyakan adalah persegi dengan empat point masuk, dan titik pusat lingkaran.
Bekerja dari luar kedalam , tiga zona kesadaran yang diwakili, dengan lingkup
pusat mewakili pingsan atau nirwana.
4.9.2.
Struktur
Candi Borobudur
Denah
Borobudur membentuk mandala ,lambang alam semesta dalam kosmologi Budha. Candi
Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran
berbentuk bujur sangkar , tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah
stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelataranya
beberapa stupa. Sepuluh pelataran yang dimiliki borobudur menggambarkan secara
jelas filsafat mazhab Mahayana. Bagaikan sebuah kitab , Borobudur menggambarkan
sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan
menjadi Budha.
Bagian
kaki borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh
kama atau “nafsu rendah”. Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu
yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup
struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil
struktur tambahan ini disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada
bagian ini.
Empat
lantai dengan dinding relief diatasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu.
Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat
membebaskan diri dari hawa nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk.
Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas.
Pada bagian rupadhatu ini patung-patung budha terdapat pada ceruk-ceruk dinding
diatas balustrade atau selasar.
Mulai
lantai kelima hngga ketujuh dindingnya tidak berrelief . tingkatan ini
dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau berwujud). Denah lantai
berbentuk lingkaran . tingkatan ini melambangkan alam atas, dimana manusia
sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun beum
mencapai nirwana patung-patung Budha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup
berlubang –lubang seperti dalam kurungan . dari luar patung-patung itu masih
tampak samar-samar.
Tingkatan
tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang
terbesar dan tertinggi . stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Didalam
stupa terbesar ini pernah ditemukan patung budha yang tidak sempurna atau
disebut unfinished Budha. Yang disalahsangkakan sebagai patung Adibudha,
padahal melalui penelitian lebih lanjut
tidak pernah ada patung di dalam stupa uttama, patung yang tidak selaras
itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. Menurut kepercayaan
patung yang salah dalam proses pembuatanya memang tidak boleh dirusak.
Penggalian Arkeologi yang dilakukan dihalaman candi ini menemukan banyak patung
seperti ini.
Dimasa
lalu beberapa patung Budha bersama dengan 30 batu dalam relef , 2 patung singa
, beberapa batu kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada raja Thailand,
Chulalungkorn yang mengunjungi Hindia-Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896
sebagai hadiah dari pemerintah Hindia-Belanda ketika itu. Borobudur tidak
memiliki ruang-ruang pemujaan seperti
candi-candi lain , yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan
jalan sempit . lorong-lorong dibatasi dinding yang menggelilingi candi tingkat
demi tingkat. Dilorong-lorong inilah umat budha diperkirakan melakukan upacara
berjalan kaki menggelilingi candi kearah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan
dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk
punden berundak , yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah
Indonesia.
Struktur
borobudur bila dilihat dari atas membentuk
struktur Mandala. Struktur borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan
sistem interlock yaitu seperti balok-balok lego yang bisa menempel tanpa lem.
4.10.
Masjid
Agung Demak
Pada
kira-kira paruh pertengahan akhir abad ke-15 muncul kerajaan baru yaitu Demak.
Munculnya kerajaan baru tersebut sangat
mengherankan ,karena Demak letaknya tidak didaerah yang subur,sebelah
utara terbentang daerah rawa yang sangat luas dan daerah Demak seringkali
dilanda bencana banjir. Namun bagaimanapun daerah yang kurang subur dan penuh
rawa itu muncul kerajaan, kemudian berkembang dengan pesat sekali
Demak
yang semula kurang dikenal, sebelum didatangi orang-orang muslim. Pada awal
abad ke-16, menjadi kota pusat kerajaan besar. Demikian pula Jepara sejak itu
menjadi kota pelabuhan musli yang penting. Babad-babad setempat,dan berita
asing menggambarkan kepada kita bagaimana pentingnya kota Demak sebagai pusat
kerajaan terbesar di Jawa pada abad ke-16 itu.
Tome Pires yang pernah berkunjung ke Demak di tahun 1515 mengatakan
bahwa penduduk kota Demak berjumlah kurang lebih 8.000 atau 10.000 keluarga
(Cortesao, 1944-1984) jika diperkirakan , perkeluarga ada 4-5 jiwa, maka pada
waktu itu penduduk Demak sekitar 40. 000- 50.000 jiwa.
Pada
awalnya Demak tidak berada di pedalaman yang jaraknya kurang lebih 15km dari bibir
laut Jawa seperti sekarang ini. Pada waktu itu Demak berada di dekat sungai
Tuntang yang sumbernya dari Rawa Pening, yang mana sungai Tuntang tersebut
membuang airnya ke laut Jawa yang muaranya dekat dengan Demak. Jika kita
perhatikan geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam itu umumnya
pesisir dan dimuara sungai besar. Lokasi kota pusat kerajaan seperti yang telah dikatakan, erat hubunganya dengan
faktor geografis yang penting, terutama untuk hubungan lalu lintas. Dalam hal pendapat Charles M. Cooley dapat
kita benarkan yang mengatakan bahwa hubungan lalu lintas itulah yang menjadi sebab utama lokasi kota-kota besar, dimuara
atau pertemuan sungai-sungai. Hubungan lintas melalui sungai-sungai serta
lautan dengan mempergunakan perahu dan kapal layar pada waktu itu sudah
dianggap lebih cepat dan mudah.
Demak
muncul sebagai kota pusat kerajaan mungkin karena Raden Fattah yang berhasil
menghimpun kekuatan masyarakat kemudian berhasil menaklukkan Majapahit yang
sebenarnya sudah lemah akibat perebutan kekuasaan dikalangan keluarga raja-raja
yang menganut agama itu sendiri.
Kerajaan
Demak didirikan oleh Raden Patah. “Patah
atau Fatah” yang artinya pembuka tanah atau pahlawan . Raden Patah adalah
keturunan raja Majapahit, maka berdirinya juga atas restu dari Sri Baginda
Brawijaya V ( Kertabumi), dan Wali Songo. Demak muncul diperkirakan tidak lama
setelah runtuhnya kerajaan Majapahit kira-kira tahun 1478M, hal ini ditandai
dengan CondroSengkolo “Sirna Ilang KertaningBumi” tahun saka 1400. Adapun
berdirinya kesultanan Demak sinengkalan “Geni mati Sinisran Janmi” yang berarti tahun saka 1403 (1881M). Sebelum Demak
berstatus kabupaten awalnya dikenal dengan nama “Gelagah Wangi” yang masih
wilayah kadipaten Jepara.
Menurut
cerita rakyat, orang yang pertama kali dijumpai Raden Patah di Gelagah Wangi
adalah Nyai Lembah yang berasal dari Rawa Pening. Nama asli Nyai Lembah adalah
Siti Aminah atas saran Nyai Lembah maka Raden Patah bertempat tinggal di
Gelagah Wangi yang kemudian hari berubah menjadi Bintoro Demak. Setelah menjadi
sultan demak, Sultan Patah mengangkatnya menjadi abdi kinasih. Sehingga
makamnya ada dalam kompleks makam sentono ratu. Nyai Lembah mempunyai anak yang
bernama Baru Klinting, yang menurut cerita waktu lahir berupa ular naga,
setelah dewasa kemudian pergi bertapa dilereng gunung Merbabu. Setelah lama
bertapa, akhirnya berubah menjadi anak yang sakti. Sampaikini Baru Klinting
dipercaya yang menjadikan daerah Rawa Pening.
Dahulu
kala disaat Raden Hasan akan mendirikan tempat ibadah ( masjid Agung Demak)
Nyai Lembah ikut berkiprah sebagai salah satu penasihat untuk menentukan letak,
daerah yang akan dibangun masjid. Lokasi pertama kali yang akan didirikan
masjid adalah sebuah daratan yang dikenal dengan nama “Sawah Mendung”. Tetapi
atas petunjuk Nyai Lembah, tempat ibadah yang akan didirikan itu sebaiknya berada di tempat dimana tumbuh serumpunan
tanaman Gelagah Wangi. Sekarang tempat pengimaman (masjid agung Demak).
1.
Asal
Mula Nama Demak
Adapun
asal nama kata “Demak” ada beberapa pendapat, antara lain:
a.
Menurut
Solicin Salam, Demak beraal dari bahasa Arab “ Dhima” berarti sesuatu yang
mengandung air (Rawa). Ini adalah kenyataan bahwa daerah Demak banyak
mengandung air, semua itu karena banyaknya rawa dan tanah payau, sehingga di
Demak banyak Telaga tempat menampung air.
b.
Menurut
Hamka,Demak beraal dari kata “Dama” (bahasa Arab) yang berarti air mata. Tidak
dipungkiri betapa sulit dan susahnya mengembangkan dan menyiarkan agama islam
pada waktu itu , sebab agama terdahulu sudah dihayati dan diamalkan oleh
masyarakat Jawa , yaitu agama Hindu,Budha,Animismu dan Dinamisme, sehingga juru
dakwah banyak yang prihatin, tekun, dan selalu menangis kepada Allah , memohon
petunjuk, serta kekuatan dariNya digambarkan oleh Hamka sebagai perjuangan
penuh tantangan .
c.
Berasal
dari bahasa Jawa Kuno, memiliki dua arti yang berbeda satu sama lain. Pertama ,
Demak bermakna “ Tanah Hadiah” yang diberikan raja kepada pengikut setia atau
sebagai tanah tunjangan dari maharaja kepada raja muda di kerajaan bawahan (
Vazal). Kedua, Demak bermakna “menyerang
dengan tiba-tiba, atau menerkam”.
d.
Tentang
kata Demak yang lebih menarik adalah berdasarkan sumber prasati yang berasal
dari zaman Majapahit, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Nama Demak telah
disebut sebagai salah satu dari 33 pangkalan dari jaringan lalu lintas air pada
masa itu. ( pigeaud 1960, 1:108-12;Sedyawanti 1985: 350).
2.
Raden
Patah Sultan Demak pertama
Sebagai
kerajaan islam yang pertama dipulau Jawa, nama Demak Bintoro sangat terkenal
dikalangan masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah. Lebih-lebih kerajaan islam
Demak mewariskan salah satu kejayaanya yaitu Masjid Agung Demak yang hingga
kini masih selalu dikunjungi oleh para peziarah serta wisatawan Domestik maupun
Mancanegara.
Menurut
sumber-sumber tradisional (serat,babad,hikayat,dll) maupun sumber-sumber asing
memberikan keterangan bahwa pendiri kesultanan Demak adalah Raden Patah. Ia
adalah putra Raja Kertabumi yaitu raja Majapahit yang terakhir, dari buah
perkawinannya dengan seorang putri Cina. Hanya saja sewaktu ibunya hamil 7
bulan akhirnya diterimakan kepada Arya Damar Adipati Palembang.
Uraian
babad tanah Jawi bnayak memberikan kesan bahwa Raden Patah adalah sodara
sebapak dengan Arya Damar. Hal itu sama sekali tidak benar, karena menurut
kronik Tionghowa dari Klenteng Semarang, Arya Damar adalah putra Hyang Wisesa
dan ayah Raden Patah adalah Kertabumi. Hyang Wisesa memerintah dari tahun 1389M
sampai 1427M, dan Kertabumi memerintah dari tahun 1474M-1478M. Keduanya memang putra raja Majapahit namun
berbeda baik bapak maupun ibunya.
Dari
kronik Tionghoa Semarang , kita ketahui bahwa Raden Patah wafat pada tahun 1518
dalam usia 63 tahun. Raden Patah
dilahirkan kira-kira tahun 1455M. Dari kronik Tionghoa kita ketahui bahwa Arya Damar mengasuh Raden
Patah dari tahun 1456M-1474M. Setelah dewasa Raden Patah ke Jawa untuk mengabdi
kepada raja Majapahit , namun setelah sampai diJawa bertemu pangeran Modang
Cirebon, akhir dari pertemuan itu Raden Patah mengurungkan niatnya mengabdi
kepada Majapahit , karena ia lebih suka mendalami agama islam kepada Sunan
Ampel di Surabaya. Setelah cukup menguasai agama islam atas nasehat Sunan
Ampel, Raden Patah disuruh berpindah kesuatu tempat dimana akan ditemukan
tanaman Gelagah yang wangi baunya.
Pada
tahun 1478M, kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan maka Raden Patah dengan
dukungan para Wali berkuasa penuh dikerajaan Demak, negara Demak semakin kuat,
seluruh tanah Jawa mengakui akan kekuasaanya, bahkan seluruh jajahan majapahit
pun mengayo pada Demak tak ada kecualinya kesemuanya telah menjalankan ibadah
menurut agama islam.
4.11.
Museum
Sonobudoyo
4.11.1.
Sejarah Museum Sonobudoyo
Museum
Sonobudoyo adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa termasuk bangunan
arsiktektur klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi mengenai budaya dan
sejarah Jawa yang dianggap paling lengkap setelah mueum Nasional Republik
Indonesia di Jakarta. Selain keramik pada zaman Neolitikum dan patung perunggu
pada abad ke-8, museum ini juga menyimpan beberapa macam bentuk wayang kulit,
berbagai senjata kuno (termasuk keris),
dan topeng Jawa.
Museum
yang terletak dibagian utara alun-alun lor dari Keraton Jogja itu pada malam
hari , juga menampilkan pertunjukan wayang kulit dalam bentuk penampilan
aslinya (dengan menggunakan bahasa Jawa diiringi dengan musik Gamelan Jawa).
Pertunjukan wayang kulit ini disajikan secara ringkas dari jam 8.00-10.00 malam
pada hari kerja untuk para turis asing maupun turis domestik. Pada tahun 1929
pengumpulan data kebudayaan dari daerah Jawa, Madura,Bali,dan Lombok.
Panitia
perencana pendiri museum dibentuk pada tahun 1913 dengan anggota antara lain:
Ir. Th. Karsten P. H. W. Sitsen , Koeperberg.
Bangunna
museum menggunakan tanah bekas “Shouten” tanah hadiah dari Sri Sultan
HamenguBuwono VIII dan ditandai dengan sengkalan candrasengkala “Buta ngrasa
estining lata” yaitu tahun 1865 Jawa atau 1934 M. Sedangkan peresmian dilakukan
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII pada rabu wage tanggal 9 ruwah 1866 Jawa
dengan ditandai candrasengkala “ Kayu Kinayang Ing Brahmana Budha” yang berarti
tahun Jawa atau tepatnya 6 November 1935
M.
Pada masa pendudukan Jepang museum Sonobudoyo
dikelola oleh bupati Paniradyapati Wiyata Praja ( kantor sosial bagian
pengajaran ). Di jaman Kemerdekaan kemudian dikelola oleh bupati Utorodiopati budaya Praawito
yaitu jajaran pemerintah daerah Istimewa Yogyakarta selanjutnya
pada akhir tahun 1974 museum Sonobudoyo diserahkan ke pemerintah pusat /
Departemen pendidikan dan Kebudayaan dan secara langsung bertanggung jawab
kepada Direktorat Jenderal dengan berlakunya Undang-undang no.22 tahun 2000,
tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan provinsi sebagai Otonomi daerah. Museum Sonobudoyo mulai Januari
2001 bergabung pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DIY, diusulkan
menjadi UPTD perda nomor 7/TH 2002
tanggal 3 Agustus 2002 tentang pembentukan dan organisasi UPTD pada Dinas
Daerah dilingkungan pemerintah Provinsi DIY , dan Sk gubernur nomor 161/th 2002
tanggal 4 November tentang TU-Poksi.
Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksanaan
Tekhnis Daerah pada Dinas Kebudayaan DIY, mempunyai fungsi pengelolaan benda
museum yang memiliki nilai budaya ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan
bimbingan edukatif cultural. Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan,merawat, pengawetan,pelaksanaan
penelitian,pelayanan pustaka, bimbingan edukatif kultural serta penyajian benda
koleksi museum negeri Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo yang berlokasi dipusat kota berada
dalam lokasi yang stategis, berada dalam lingkungan pusat budaya Yogyakarta
yang banyak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun
luar negeri.
Bangunan Museum Sonobudoyo, merupakan rumah Joglo
dengan arsitektur Masjid Keraton Kesepuhan Cirebon. Di desain oleh Ir. Th.
Karsten. Keberadaan museum erat
hubunganya dengan sebuah yayasan masa kolonial Java Institut dibidang
kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok sebagai pencetus berdirinya museum
Sonobudoyo yang diresmikan tanggal 6 November 1935, oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono VIII dengan ditandai candrasengkala”Kayu Winayang Ing Brahmana
Budha”.
Museum Sonobudoyo, sebagai museum Provinsi
kedepannya diharapkan akan menjadi gambaran dari fungsi museum dalam hal
pelayanan dan optimalisasi fungsi dengan melihat potensi yang dimiliki,
sehingga akan mempunyai prospek dan peluang utnuk lebih dikembangkan dan
ditingkatkan, dalam rangka menghadapi persaingan baik pada level nasional
maupun internsaional, bangunan museum berupa rumah Joglo dengan model Masjid
Keraton Kesepuhan Cirebon,dengan luas bangunan 7867 meter persegi. Bangunan ini
terdiri dari “ ruang pameran, pendapatan kecil, pendapatan besar, gandok kanan
dan kiri, gudang, laboratorium, ruang konservasi, perpustakaan, audotorium, dan
perkantoran.
4.11.2.
Visi
dan misi museum Sonobudoyo
Visi :
Terwujudnya museum unggul bertaraf Internasional
yang mengekspresikan buadaya Jawa.
Misi:
1.
Mewujudkan
museum bertaraf Internasional yang memiliki keunggulan ,kompetitif sebagai
sumber daya budaya yang memiliki peran dan ilai stategs sebagai daya tarik
utama kepariwisataan DIY.
2.
Mewujudkan
museum bestandar Internasional dalam pengelolaan warisan budaya yaitu dalam
pelestarian, preservasi,dan diseminasi.
3.
Mewujudkan
museum berstandar Internasional dalam hal manajemen permusiuman yang meliputi
manajemen strategi, manajemen operasi, manajemen SDM, manajemen keuangan, dan
manajemen pemasaran.
4.11.3.
Jenis
Koleksi Museum Sonobudoyo
1.
Koleksi Geologi
2.
Koleksi
Biologi
3.
Koleksi
Etonografi
4.
Koleksi
Arkeologi
5.
Koleksi
Historika
6.
Koleksi
Numismatika
7.
Koleksi
Filologika
8.
Koleksi
Keramologika
9.
Koleksi
Senirupa
10.
Koleksi
Teknologi
4.12.
Museum
Jenderal Sudirman (Sasmitaloka)
Dalam rangka pelestarian nilai-nilai 1945 dan
nilai-nilai TNI 45 dalam wujud rela berkorban demi tegaknya negara Republik
Indonesia perlu adanya suatu tetenger (monumen) untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa
bersejarah dinegara RI. Salah satu tokoh pelaku sejarah yang kita banggakan
adalah sosok pribadi Panglima Besar Jenderal Sudirman. Guna mewujudkan hal
tersebut Dinas Sejarah TNI AD, mengabadikan gedung bekas kediaman Panglima
Besar Jenderal Sudirman menjadi Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
yang terletak di Jl. Bintaran wetan no. 3 Yogyakarta.
Sasmitaloka berasal dari bahasa Jawa yang berarti
tempat untu mengenang pengabdian , pengorbanan, dan perjuangan Panglima Besar
Jenderal Sudirman. Gedung sasmitaloka Jenderal sudirman memiliki sejarah yang
panjang antara lain:
1.
Pada
masa penjajahan Belanda gedung utama merupakan tempat tinggal pejabat keluarga
paku alam VII
2.
Pada
masa penjajahan Jepang dikosongkan dan barang-barangnya disita.
3.
Pada
masa Kemerdekaan RI, gedung ini pernah dipakai sebagai markas kompi tukul dari
Batalyon Soeharto.
4.
Sejak
tanggal 18 Desember 1945- 19 Desember 48 menjadi tempat kediaman resmi Jenderal
Sudirman setelah terpilih menjadi Panglima tertinggi TKR.
5.
Pada
masa Agresi militer Belanda II digunakan Belanda sebagai markas IVG Brigade T
6.
Setelah
kedaulatan RI tanggal 27 Desember 1949 berturut-turut digunakan sebagai kantor
komando militer kota yogya, kemudian dipakai untuk asrama resimen infantri XIII
dan penderitaan cacat (invalid).
7.
Tanggal
17 Juni 1948 -30 Agustus 1982 dipakai untuk museum pusat angkatan darat.
Koleksi Gedung Induk
Di dalam gedung induk terdapat enam ruangan yang
terdiri dari :
1.
Ruang
tamu,
2.
Ruang
santai
3.
Ruang
kerja
4.
Ruang
tidur tamu
5.
Ruang
tidur Jenderal Sudirman
6.
Ruang
tidur putra-putri Jenderal Sudirman
7.
Ruang
Aula
Gedung sisi Utara
Bangunan sisi utara dari gedung induk terdiri dari
tiga ruangan yang berisi:
1.
Ruang
secretariatan
2.
Ruag
palagan Ambarawa
3.
Ruang
Pantirapih
Gedung sisi Timur
Disebelah timur gedung induk terdapat kendaraan yang
pernah dipakai Jenderal Sudirman selama melakukan perang Geriliya misalnya :
1.
Dokar/
andong
2.
Mobil
merk Chevrolet tahun 1948
Gedung sisi Barat
Gedung sisi barat ini terdiri dari gedung induk yang
terdapat 4 ruangan antara lain :
1.
Ruang
sobo dan pacitan
2.
Ruang
diorama perang geriliya
3.
Ruang
pakaian
4.
Ruang
photo dan dokumentasi .
4.13.
Museum
Purna Bhakti Pertiwi
Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan salah satu dari 62
museum yang berada di wilayah DKI, kehadiran museum 15 (limabelas) tahun yang
lalu merupakan sebuah fenomena tersendiri dibelantika dunia permuseuman.
Museum
yang memiliki kemegahan dari bentuk bangunan dengan volume areal tanah dan
bangunan yang cukup ideal untuk sebuah museum, menempati areal dengan luas 20
ha dan 2,5 ha. luas bangunan sangat memungkinkan untuk mengeksplorasi dengan
maksimal sebuah museum. Serta bangunan yang tertata dengan konsep modern yang
bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan sebuah refleksi keinginan dari
penggagas yaitu Ibu Tien Soeharto. Kehadiran museum ini mampu menarik perhatian
masyarakat, perhatian yang cukup besar tersebut bisa kita lihat dari banyaknya
pengunjung yang terekam melalui data statistik pengunjung, menjadikan Museum
Purna Bhakti Pertiwi masuk dalam kategori pengunjung terbanyak, meskipun
kecenderungannya angka kunjungan mengalami penurunan jumlah dalam dekade ke 2
ini.
Koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi dengan jumlah tidak
kurang dari 17.000 item belum termasuk koleksi pustaka pada perpustakaan museum
yaitu 5000 judul buku dan 4500 album foto, adalah sebuah permasalahan, perlu
penanganan secara serius serta dibutuhkan Sumber daya manusia yang berkualitas
dalam skala yang cukup banyak, tentunya hal ini merupakan sebuah permasalahan
tersendiri.
Bangunan relatif luas dengan jumlah koleksi yang cukup besar
membutuhkan Sumber Daya Manusia yang cukup banyak adalah sebuah potensi museum,
namun juga merupakan sebuah kelemahan dalam pengelolaan, memerlukan konsentrasi
yang cukup menguras energi, terutama dari aspek pendanaannya.
Pada
paparan selanjutnya akan disampaikan pola manajemen dan kegiatan dalam
pengelolaan museum yang diukur dengan pengelolaan museum dengan paradigma baru.
I.
SEJARAH MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI
Berawal dari tahun 1984 Ibu Tien Soeharto berkeinginan untuk
membangun sebuah wadah yang mampu menampung dan menyimpan serta merawat
penghargaan penghargaan berbagai macam cenderamata yang diberikan dari berbagai
fihak kepada Bp. Soeharto, pada masa beliau manjabat sebagai Presiden ke II
Republik Indonesia.
Cenderamata
tersebut sebagai ungkapan tali persahabatan dari berbagai negara, maupun
cenderamata yang diberikan dari teman, kerabat ataupun rakyat biasa. Karena itu
Ibu Tien Soeharto ingin membuat suatu wadah yang berupa museum yang berfungsi
sebagai penghimpun, merawat, meneliti dan dokumentasi dari seluruh cenderamata
atau penghargaan tersebut. Namun demikian museum yang akan dibangun tersebut
tentunya juga memiliki fungsi sebagai bukti eksistensi historis tentang peranan
dan perjuangan Pak Harto dalam keterlibatan bagi perjalanan bangsa Indonesia
sejak dari merebut, menegakkan, membela dan mengisi kemedekaan.
Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng tersebut
disampaiikan kepada Ir. Franky du Ville, IAI untuk menyiapkan rancang bangunnya
selama 3 tahun, yang pada akhirnya pada tanggal 26 Desember 1987 peletakan batu
pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi dimulai, pembangunan
berlangsung selama 5 tahun dari tahun 1987 s.d. tahun 1992. Proses selanjutnnya
adalah penataan koleksi yang berlangsung selama kurang lebih 8 (delapan) bulan,
mulai dari bulan Desember 1992 dan sampai dengan Agustus 1993.
Bangunan museum dengan bentuk tumpeng adalah sebuah
pilihannya, konsep bangunan yang bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan
representasi dari Pak Harto sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah
memberi dukungan kepada Pak Harto selama pengabdianya pada bangsa Indonesia.
Pemilihan bangunan dengan konsep tumpeng juga merupakan cerminan dari Pak Harto
sebagai pribadi Jawa, dengan beberapa simbol-simbol serta pemilihan koleksi dan
tata letak yang sangat terorganisir melalui penataan ruangan pamer.
Setelah melalui proses yang cukup panjang Museum Purna
Bhakti Pertiwi pada 23 Agustus 1993 diresmikan oleh Bp. Soeharto Presiden
Republik Indonesia.
Museum
Purna Bhakti Pertiwi terleak di jalan Taman Mini I Jakarta Timur, tepatnya di
depan komplek Taman Mini Indonesia Indah
II. Isi Museum Purna Bhakti Pertiwi
1.
Ruang
Perjuangan
Ruang ini berisi benda- benda
bukti sejarah perjuangan bapak Soeharto dalam mengabdi kepada nusa dan bangsa.
Lantai 1 berisi 5 panil ukiran kayu jati yang menggambarkan riwayat hidup bapak
Soeharto.
Ø Panil 1 saat
kanak-kanak, remaja, sekolah, kerja, dan menjadi tentara.
Ø Panil 2, saat
Proklamasi Kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan sampai pernikahan bapak
Soeharto dengan Ibu Tien pada Tanggal 6 Desember 1947.
Ø Panil 3, Laskar Putri
di Solo, penumpasan PKI di Madiun 1948, Agresi Belanda II dan Serangan Umum 1
Maret 1949
Ø Panil 4 peristiwa
seputar G 30 S/PKI
Ø Panil 5 pelantikan
bapak Soeharto sebagai pejabat presiden dan
presiden RI sampai Pemilu ke-IV
pada tanggal 23 April 1987, Pelita 14 mendapatkan penghargaan dari PBB atas
keberhasilan dibidang pertanian dengan program intensifikasi (Panca Usaha
Pertanian) dan Ekstensifikasi (Perluasan lahan pertanian) dan dibidang
kesehatan dengan program keluarga berencana.
Lantai 2 berisi foto kegiatan
Bapak Soeharto,plaket dan plakat, piagam penghargaan, koleksi mata uang RI dan
prangko serta rompi dan helm anti peluru yang dipakai bapak Soeharto saat
kunjungan ke Bosnia pemberian dari PBB, salah satu bukti Bangsa Indonesia ikut
berperan aktif untuk menciptakan perdamaian dunia.
2.
Ruang
Utama
Berisi benda koleksi
cenderamata para Kepala Negara, kepala Pemerintahan , para pejabat dan seluruh
lapisan masyarakat baik dari dalam maupun dari luar negeri. Bukti Bangsa
Indonesia sejajar dan bersahabat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Ruang Utama terdapat 3
lantai antara lain :
Ø Lantai 1 berisi
cenderamata dari bahan logam,bate,kayu,keramik,kristal dll.
Ø Lantai 2 berisi
tekstil dari seluruh Indonesia dan mancanegara
Ø Lantai 3 berisi boneka
berpakaina baju adat, jam,botol parfum, miniatur tentara dll.
3.
Ruang
Khusus
Pada lantai ini berisi
penghargaan yang diterima bapak dan Ibu Soeharto dari dalam maupun dari luar
negeri. Lantai dua berisi senjata
tradisional clan dalam maupun luar negeri.
4.
Ruang
Asthabratha
Lantai satu berisi
wayang yang menceritakan wahyu makutharama dan ajaran Asthabratha atau delapan
ajaran kepemimpinan. Delapan ajaran tadi bersumber pada delapan unsur alam
yakni: bumi (Wisnu), bersifat murah hati selalu memberikan hail kepada siapapun
yang mengolah memelihara dengan baik. Angin (Bayu), selalu berada disegala
tempat ,tidak membedakan dataran rendah atau tinggi. Air/Samudra (Baruna),
betapapun luasnya selalu memiliki permukaan yang rata dan bersifat sejuk
menyegarkan. Bulan (Ratih), selalu menerangi kegelapan malam, dan memberikan
harapan-harapan yang indah. Matahari (Surya), sumber segala kehidupan yang
membuat mahkluk hidup tumbuh dan berkembang. Angkasa 1 langit (Indra),luas dan
tidak terbatas sehingga mampu menampung apa saja . api (Brahma), mampu membakar
habis dan mengahncur leburkan segala sesuatu yang bersentuhan denganya. Bintang
(Ismaya), memiliki tempat yang tetap dilangit sehingga dijadikan pedoman
(kompas).
Lantai 2 berisi
kegiatan bapak Soeharto ditengah keluarga, masyarakat, sebagai insan beragama
dan tokoh masyarakat.
5.
Perpustakaan
Berisi buku-buku ilmu
pengetahuan Alqur’an, album foto, dll.
6.
Koleksi
di Area Luar
Kapal KRI Harimau,
merupakan salah satu bukti sejarah perjuangan bangsa indonesia dalam upaya membebaskan
rakyat Irian Barat/ Irian Jaya Papua dari penjajah Belanda yang dikenal dengan
operasi man . lala dan Bapak Soeharto
sebagai Panglima Komando berkedudukan di Makasar. Kendaraan bersejarah, ukiran
kayu karet dengan terra wahyu makutharama, ukiran kayu griya mahabarata, dan
fosil.
III. Konsep Filosofi
Bangunan
Filosofi bangunan MPBP
bertumpu pada ungkapan khasanah budaya tradisional yang penampilanya
melambangkan rasa syukur, keselamatan dan keabadian yang lebih dikenal dengan
upacara syukuran. penerapan makna dan
simbol pada bentuk maupun pola unsur-unsur bangunan MPBP tercermiin pada :
1.
Bentuk
Tumpeng
Kelengkapan
inti upacara tradisional yang merupakan ungkapan keagungan , intinya memohon
kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga selalu diberi rahmat serta hidayah.
2.
Bentuk
Lingkaran
Lingkaran
dalam arti sebuah garis tanpa ujung pangkal yang mengandung makna harapan yang
tidak terputus dan mencerminkan keabadian dalam orientasi memusat dan menyebar
kesegenap penjuru.
3.
Pola
Pohon Hayat
Diterapkan
dalam pola struktur utama bangunan sebagai lambang alam semesta yang memberikan
kehidupan dan penghidupan kepada manusia dan makhluk lainnya.
4.
Pola
Bunga Wijaya Kusuma
Diterapkan
pada unsur langit-langit (balok silang/gridexposed) yang melambangkan
keabadian.
5.
Lidah
Api
Terdapat
pada Mustaka bangunan utama (kuncup paling Atas). Melambangkan kesaktian dan
kesucian.
6.
Warna-warna
Ungkapan
warna pada unsur-unsur utama bangunan mempunyai makna dan maksud tertentu yaitu
warna
-
Putih
melambangkan kemurnian dan tanggung jawab
-
Kuning
melambangkan kemuliaan dan tanggung jawab
-
Merah
melambangkan keberanian membela kebenaran
-
Hijau
melambangkan ketentraman dan kedamaian
-
Kuning
gading melambangkan kegembiraan dan kebahagiaan
IV. Struktur Bangunan
Struktur Bawah
Pondasi bangunan utama
menggunakan bang pancang dengan ukuran 45X45cm dengan daya dukung 85ton/bang
sedangkan untuk bangunan ruang perjuangan , ruang khusus, ruang Asthabrata dan
perpustakaan menggunakan ruang pancang dengan ukuran 35X35cm dengan daya dukung
65ton/bang. Kedalaman bang pancang rata-rata 18 meter dengan tanah dasar berupa
cadas, cadas slit, cadas pasir dengan nilai N>60. Keseluruhan bang pancang
sebanyak 745 titik. Pilecap dan tiebeam dihubugkan sehingga membentuk sistem
pondasi yang terintegrasi.
Struktur Atas
Struktur atas bangunan utama
merupakan struktur portal ruang berbentuk kerucut yang mengecil dibagian
atas(inverted V-shape) sehingga dengan sendirinya secara geometri menghasilkan
ketahanan yang baik terhadap gempa. Struktur bangunan ini terdiri dari dua buah
struktur yaitu: struktur kerucut besar yang terdiri dari 7 lantai dan struktur kerucut luar dua
lantai yang dipisahkan oleh sistem delatasi. Struktur lainya menggunakan balok
silangatau grid exposed , lengan pola khusus yakni wijaya kusuma. Setiap lantai
memiliki pola yang sama dengan ukuran yang berbeda-beda. Bentang balok utama
terbesar adalah 23 meter sedangkan panjang kantilever terpanjang 6,2 meter
dengan ukuran kolom terbesar 60X145 Cm. Lantai direncanakan dapat memikul beban
hidup sebesar X00 Kg/m2 .
No comments:
Post a Comment