Monday, 8 April 2013

CANDI PRAMBANAN


CANDI PRAMBANAN
Candi loro Jonggrang yang sering disebut candi prambanan terletak persis di perbatasanprovinsi Yogyakarta dan provinsi Jawa Tengah. Komplek percandian ini masuk kedua wilayah. Yaitu komplek bagian barat masuk daerah Yogyakarta dan bagian timur daerah Jawa Tengah. Gugusan candi ini dinamakan prambanan karena terleta di daerah prambanan. Nama “Loro Jonggrang” berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seseorang dara Jonggrang atau gadis jangkung putri Prabu Boko.
Candi prambanan adalah kelompok percandian hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti sanjaya pada abad IX. Ditemukan nama pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini di bangun Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargha”. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah ini ditambah dengan gempa bumi serta beberapa kali meletusnya gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh. Usaha pemugaran yang sangat berharga itu diselesaikan oleh bangsa Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran induk candi Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Ir. Soekarno sebagai presiden Indonesia pada waktu itu. Sampai sekarang pekerjaan pemugaran masih dilakukan, yaitu pemugaran Candi Brahmana dan Candi Wisnu, Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai di resmikan pada tanggal 23 maret 1987. Dan candi wisnu mulai dipugar tahun 1982 selesai dan diresmikan oleh bapak presiden Soeeharto pada tanggal 27 April 1991.


DESKRIPSI BANGUNAN
Komplek candi prambanan terdiri dari latar bawah, latar tengah, dan latar atas (Latar utama). Yang semakin arah kedalam semakin tinggi letaknya. Berturut-turut luasnya 390 m2, 222 m2, dan 110 m2 latar bawah tak berisi apapun.
Apabila semua candi telah dipugar maka akan ada 224 candi yang memiliki ukuran yang sama. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan.
·         Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 m2 dan tinggi 47 meter adalah candi terbesar dan terpenting. Dinamakan candi Siwa karena didalamnya terdapat arca Siwa Mahadewa yang merupakan arca terbesar. Bangunan ini terdiri atas 3 bagian secara vertikal kaki tubuh dan kepala/atap, kaki candi menggambarkan “dunia bawah” tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan dunia tengah tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dn atap melukiskan “dunia atas” tempat para dewa.
Didalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap ke empat arah mata angin mengelilingi ruangan terbesar yang ada ditengah-tengah.

·         Arca Siwa Mahadewa
Menurut ajaran trimurti-hindu, yang paling dihormati adalah dewa Brahma sebagai pencipta alam, kemudian dewa Wisnu sebagai pemelihara dan dewa Siwa sebagai perusak alam. Tetapi di India maupun di Indonesia, Siwa adalah yang paling terkenal. Diantara kaki arca dan landasannya terdapat batu bundar berbentuk bunga teratai. Raja Balitung dipandang sebagai penjelmaan Siwa oleh keturunan dan rayatnya.

·         Arca Siwa Maha Guru
Arca ini berwujud seorang tua berjanggut yang berdiri dengan perut gendut. Tangan kanannya memegang tasbih dan tangan kirinya memegang kendi danbahunya terdapat kipas. Trisula yang terletak di sebelah kanan belakangnya menandakan senjata khas Siwa. Karena besarnya jasa raja Balitung menyebarkan agam hindu-siwa maka ia dianggap sebagai salah satu bentuk Siwa.

·         Arca Ganesa
Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak, sedangkan tangan-tangan depannya memegang patahan gadingny sendiri dan sebuah mangkuk. Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang raja Balitung.

·         Arca Durga atau Loro Jonggrang
Arca ini berbentuk seorang wanita bertangan 8 yang memgang bermacam senajata : cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sangkha, perisai, busur panah, dan rambut berkepala asura. Ia bediri diatas banteng Nandi dalam sikap “tribangga” (tiga gaya gerak yang membentuk tiga lekukan tubuh). Banteng sebenarnya penjelmaan dari Asura yang menyamar.
Menurut metologi ia tercuipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh para dewa. Durga adalah dewa kematian, karenanya arca ini menghadap keutara byang merupakan mata angin kemarian. Arca ini menggambarkan permaisuri raja Balitung.

·         Candi Brahma
Luas dasarnya 20 m2 dan tingginya 37 meter. Di dalam ruangan berdirilah satu-satunya arca Brahma berkepala 4 dan berlengan 4. Salah satu tangannya memegang tasbih yang satunya memegang kamadalu (tempat air). Keempat kepalanya menggambarkan keempat kitab weda masing-masing menghadap arah mata angin. Tasbih menggambarkan waktu. Pada dinding sebelah dalam terpahat relief lanjutan dari cerita Ramayana dan relief serupa pada candi siwa hingga tamat.



·         Candi Wisnu
Bentuk, ukuran relief dan hiasan dinding luar sama dengan candi Brahma. Di dalam satu-satu ruangan yang ada berdirilah arca wisnu bertangan 4 yang memegang gada, cakra, tiram. Pada dinding langkan sebelah kanan terpahat relief cerita krisna sebagai “avatara” atau penjelmaan wisnu dan baladewa kakaknya.

·         Candi Nandi
Luas dasarnya 15 m2 dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan panjang 2 meter. Candra yang bermata tiga berdiri diatas kereta yang ditarik 10 ekor kuda. Surya berdiri diatas kereta yang ditarik 7 ekor kuda.

·         Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 meter. Mungkin ruangan ini hanya dipakai untunk kandang angsa, hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma.

·         Candi Garuda
Bentuk, ukuran, serta hiasan dinding sama dengan candi angsa. Didalam candi satu-satunya ruangan yang terdapat arca kecil yang berwujud seekor naga. Garuda adalah kendaraan wisnu.

·         Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dengan tingginya 16 meter. Ruangan ini digunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk. Karena keindahannya ia mungkin digunakan untuk menanam estetika dalam kompleks candi prmabanan.



·         Candi Kelir
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 meter. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.

·         Candi Sudut
Ukurannya sama dengan candi kelir.


Candi-candi Lain Yang Ada Disekitar Prambanan
·         Candi Lumbung, Bubrah dan Sewu
Ketiga Budha tinggal reruntuhan, kecuali candi sewu yang masih bisa dinikmati keindahannya. Semuanya terletak di candi prambanan.

·         Candi Plaosan
Letaknya 1 km kearah timur dari candi sewu. Candi ini dibangun pada pertengahan abad 9 masehi oleh rakai pikatan. Kelompok candi plaosan utara terdiri dari2 candi induk, 58 perwara, dan 126 buah stupa. Kelompok selatan hanya berupa sebuah candi. Tingkat atas biara untuk tempar tinggal para pendeta Budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan.

·         Candi Sojiwan
Letak candi ini 2 km kearah tenggara percandian prambanan. Sebagian hanya berupa reruntuhan pada kaki candi terpahat relief cerita binatang yang mengandung nilai-nilai filsafat.

·         Candi Boko (Kraton Ratu Boko)
Letaknya 3 km kearah selatan dari percandian prambanan. Berdiri diatas bukit kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan pemandangan alam nan permai disekitarnya. Diperkirakan Balaputera Dewa dari dinasti Syailendra yang beragam Budha mendirikannya pada pertengahan abad 9 masehi sebagai benteng pertahanan strategis terhadap rakai pikatan. Menurut legenda disinilah letak istana Ratu Boko (ayah Roro Jonggrang).

·         Candi Bnyunibo
Candi ini terletak 200 meter ke tenggara dari candi boko, berdiri diatas sebuah lembah. “banyu” berarti air, “nibo” berarti jatuh atau menetes. Keduanya mempunyai makna yang puitis bagi lingkungan masyarakat jawa. Candi budha ini di dirikan pada abad 9 masehi.

·         Candi Sari
“sari” berarti indah atau cantik, sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin karena keindahannya yang menarik perhatian ia dinamakan demikian. Puncak atasnya berhiasan 9 stupa yang sama sebangun dan tersusun dalam 3 deret. Di bawah masing-masing stupa terdapat ruangan-ruangan bertingkat 2. Biara Budha yang dibangun pada abad 8 masehi ini terletak pada sisi kiri jalan Jogja-Solo, masuk 500 meter kearah utara. Panjang 17,32 meter dan lebar 10 meter.

No comments:

Post a Comment